Selasa, 20 Maret 2012

Berbagi Cinta untuk Autis

Pusat Terapi Autis Gratis YASMIN -
Pagi ini hujan rintik membasahi bumi Depok, namun ibu Tumiem (50 tahun) tetap semangat mengantar anaknya Rahmat Ramadhan (11 tahun) ke Pusat Terapi Autis Gratis Yasmin. Memang semangat ibu 4 orang anak ini luar biasa, walau sudah dua tahun suaminya meninggal dunia, Beliau tetap memiliki keinginan yang sangat kuat agar Rahmat normal seperti anak-anak yang lain.

“Saya harus terus semangat, saya akan terus mengusahakan agar Rahmat bisa mandiri”. Keinginan yang kuat ini bukan tanpa alasan, ibu Tumiem ingin Rahmat kelak sepeninggal dirinya bisa mandiri tanpa harus menyusahkan orang lain.
Ibu Tumiem adalah sosok ibu yang tidak mudah menyerah, permak levis adalah penghasilan satu-satunya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Walau terkadang ibu Tumiem harus mengandalkan tiga orang anaknya yang sudah dewasa sebagai tulang punggung hidupnya. Ibu Tumiem tinggal di Grogol Limo Depok dengan mengontrak sebuah kontrakan sederhana, setiap bulannya Ibu Tumiem harus membayar Rp. 500.000,. terkadang untuk ongkos mengantar Rahmat sekolah saja tidak ada, “Tapi saya harus terus semangat” imbuhnya.


Semangat Ibu Tumiem ternyata dirasakan juga oleh Terapis yang menangani Rahmat yang biasa disapa ibu Citra, disela rehat setelah melakukan terapi terhadap Rahmat Ibu Citra menuturkan, “Saya terharu melihat semangat Ibu Tumiem, Ia jarang sekali bolos atau izin tidak masuk, bahkan saat beliau sakit pun masih saja datang untuk mengantarkan Rahmat ke sini”.
 
Semangat Ibu Tumiem ternyata menular juga kepada Rahmat sang buah hati, menurut cerita dari ibu Tumiem, setiap sore Rahmat  sendirian – dengan menggunakan alat untuk berjalan – latihan berjalan di dekat rumahnya. “Rahmat ingin sekali bisa berjalan, ia sering memukul kakinya dan memarahi dengan ucapan ‘kamu nakal’, ini lah yang membuat saya terus semangat ingin Rahmat lekas normal” lanjut ibu Tumiem.

Harapan ibu Tumiem sangat besar bahwa Rahmat bisa tumbuh berkembang normal seperti anak seusianya, “Saya berdo’a semoga Rahmat bisa cepat berjalan dan anak-anak terapi lain yang ada di Pusat Terapi Gratis Yasmin cepat berkembang mengalami perubahan yang baik. Dan saya ucapkan terimakasih banyak kepada Terapi Autis Yasmin”.    
Di sela-sela kesibukannya, Bu Citra Dina Karima. Amd. OT bercerita mengenai keadaan Rahmat. Terapis lulusan UI tahun 2006 ini menuturkan kisahnya menangani Rahmat.
“Rahmat sangat luar biasa, saya salut karena motivasi dan semangat belajar Rahmat sangat kuat, saya yakin secara kognitif dia bisa berkembang lebih cepat, apalagi  didukung oleh ibu yang semangat pula”. Empat bulan Rahmat belajar di Terapi autis ternyata mengalami perubahan yang signifikan, Ibu Tumiem menceritakan bahwa sekarang Rahmat bisa bicara agak jelas dibanding dahulu sebelum belajar di sini. Bu Citra sendiri mengatakan bahwa sekarang Rahmat bisa berdiri tanpa pegangan sampai hitungan ke-3, ini merupakan perkembangan sangat bagus.

Menurut Bu Citra, pada umur 11 tahun untuk anak normal, Rahmat seharusnya sudah bisa berbicara lancar, bisa membaca, serta bisa berjalan. Namun karena ada gangguan perkembangan seperti gangguan pada motorik kasar dan halus, gangguan kognitif atau gangguan pemahaman, Rahmat membutuhkan bimbingan khusus. Sebenarnya kebutuhan untuk rahmat ada yang tidak bisa kami berikan, yaitu Fisioterapi. Di Pusat Terapi Autis Gratis Yasmin program yang di ikuti Rahmat adalah:
1.      Kemandirian; seperti toilet training, melepas dan memakai baju,  melepas dan memakai celana.
2.      Melatih motorik kasar; Latihan menggerakkan kaki, dan menggunakan puzzle-puzzle.
3.      Kognitif; mengenali warna dan lain sebagainya.
4.      Terapi wicara; mengucapkan kalimat-kalimat sederhana.

Di mata Bu Citra, Rahmat adalah anak yang memiliki kemauan yang kuat untuk berubah, “Dia mudah sekali diarahkan, dia murah senyum dan tidak mudah marah” tuturnya. Bu Citra mengisahkan bahwa Rahmat memiliki perasaan yang halus, pernah suatu hari Rahmat mendengar Ibunya meminta tolong kepada anaknya yang lain untuk membantu membereskan rumah, tetapi dengan susah payah sambil duduk Rahmat mencoba membantu ibunya, ibunya pun menangis terharu melihat kejadian tersebut.
Bu Citra menambahkan, bahwa saat ini Rahmat membutuhkan sepatu khusus untuk menyangga agar telapak kakinya stabil supaya tidak praktur dan tidak mengalami perubahan bentuk. Menurut info yang di dapat bahwa sepatu itu harus di pesan di salah satu rumah sakit dan harganya cukup lumayan mahal sekitar 1-2 juta rupiah.

Semoga cita-cita Ibu Tumiem segera terkabulkan, Rahmat cepat bisa berjalan. Ayo kita wujudkan cita-cita Ibu Tumiem dengan berbagi dan menjalin sinergi.

Rahmat adalah anak terakhir dari empat bersaudara, Rahmat mengalami gangguan perkembangan seperti gangguan motorik kasar dan halus serta gangguan kognitif atau pemahaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar